Agar mampu terus bertahan di
bidang usaha ternak ayam potong atau pedaging, kita harus tahu faktor-faktor apa saja yang
merupakan penentu keberhasilan usaha ternak tersebut.
Fakta membuktikan dari tahun ke tahun kebutuhan masyarakat
terhadap daging ayam terus meningkat. Seiring dengan meningkatnya minat
masyarakat untuk mengkonsumsi daging ayam, terjadi juga peningkatan terhadap
usaha peternakan ayam potong atau pedaging. Tetapi sangat disayangkan animo peternak
terhadap komoditi yang satu ini tidak disertai kestabilan keuntungan yang dapat
diraih oleh peternak, sehingga seringkali kita dengar banyak peternak yang
gulung tikar.
Demikian kesimpulan yang diperoleh dari peternakan ayam milik
Wonggo Prayitno, di kawasan Gunung Kawi, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Menurut Wonggo, ada banyak hal yang perlu diperhatikan oleh
peternak atau calon peternak, agar usahanya dapat berkesinambungan, diantaranya
adalah :
1. Kandang. sebelum memulai usaha ternak ayam potong atau pedaging, kita harus mempunyai
kandang yang memenuhi syarat-syarat teknis dan kesehatan ternak, antara lain :
tidak bocor waktu hujan, ventilasi cukup dan sinar matahari tidak dapat masuk
secara langsung ke dalam kandang. Jarak antar kandang tidak terlalu rapat,
dengan jarak minimal antar kandang selebar satu kandang. Saluran-saluran air
atau pembuangan di sekitar kandang harus lancar. Lantai kandang harus miring ke
satu atau dua arah untuk mempercepat proses pembersihan dan mencegah
menggenangnya air di dalam kandang. Bahan-bahan dan konstruksi kandang harus
kuat dan tahan lama sehingga tidak cepat rusak ataupun membahayakan pekerja.
2. Peralatan kandang yang vital seperti tempat pakan (feeder),
tempat minuman (drinker), pemanas, seng pelindung anak ayam (chick guard),
layar/tirai penutup kandang dan alat semprot desinfektan (sprayer) harus
tersedia dalam jumlah yang cukup. Sebab jika peralatan tersebut kurang dari
kebutuhan berdasarkan jumlah ayam yang dipelihara, dapat menimbulkan problem-
problem : berat badan standar akan sulit tercapai. Jumlah ayam yang kerdil akan
tinggi. Problem penyakit yang timbul akan lebih sering dan sulit untuk diatasi.
Angka kematian tinggi serta kualitas rata-rata ayam secara keseluruhan akan
jelek.
3. Anak ayam umur sehari (DOC) yang baik mempunyai ciri-ciri :
bulu kering dan bersih, berat tidak dibawah standar (minimal 39 gr/ekor),
lincah, tidak mempunyai cacat tubuh dan tidak menunjukkan adanya
penyakit-penyakit tertentu seperti ompalitis, ngorok ataupun pullorum yang
dapat dilihat dari adanya kotoran berwarna putih yang melekat pada dubur.
4. Pakan yang baik adalah yang cukup mengandung zat-zat makanan
yang dibutuhkan oleh ayam (protein, lemak, abu, serat kasar, energi, vitamin
dan asam-asam amino).
5. Perhatikan pakan. Hal ini dapat dilihat dari standar kebutuhan zat-zat makanan
pada masing-masing eriode pemeliharaan yang dapat dipenuhi oleh pakan tersebut.
Yang juga tidak kalah penting tapi sering terlupakan adalah pakan tersebut
harus tidak menyebabkan diare, sebab diare dapat menyebabkan litter menjadi
basah sehingga konsentrasi amoniak di dalam kandang meningkat. Pada akhirnya
dapat menimbulkan penyakit dan problem berat badan.
Meliputi antibiotika, vaksin dan vitamin yang dibutuhkan untuk
membantu mempertahankan kesehatan ayam, ataupun mengobati ayam bila terserang
penyakit.
Pemilihan dan pemakaian obat-obatan yang digunakan harus tepat
sesuai dengan kasus yang dihadapi. Oleh sebab itu, diagnosa penyakit tidak
boleh salah untuk keefektifan terapi pengobatan yang dijalankan. Yang wajib
untuk dipahami peternak, adalah obat-obatan ini hanya sebagai pendukung, bukan
faktor utama yang menyebabkan ayam menjadi sehat. Sebab, faktor utama untuk
menghasilkan ayam yang sehat adalah sanitasi dan tata laksana pemeliharaan yang
benar. Obat-obatan yang bagus dan mahal tidak akan bermanfaat banyak bila
sanitasi dan manajemen pemeliharannya buruk. Malah dapat menimbulkan kerugian,
karena problem penyakit akan sering muncul dan sulit untuk diatasi, yang pada
akhirnya biaya produksi menjadi tinggi.
Faktor-faktor di atas dapat berfungsi dengan baik bila manajemen
atau tatalaksana pemeliharaan yang dijalankan benar. Manajemen yang baik akan
meningkatkan efisiensi faktor-faktor produksi, sehingga memperkecil beban
pengeluaran, yang pada akhirnya dapat memperbesar keuntungan yang diperoleh.
Akhir dari masa pemeliharaan ayam potong akan bermuara pada
pemasaran, sehingga tahap pemasaran ini tidak dapat dipisahkan dari
keberhasilan suatu usaha. Akan sia-sia kerja yang baik apabila penanganan
pemasaran ayamnya dilakukan kurang rapi dan terencana karena dapat
mengurangi perolehan peternak. Pemasaran yang baik adalah yang tepat waktu,
memakan waktu yang sesingkat-singkatnya dan dengan harga jual yang relatif
tinggi. Akan tetapi harga jual di sini tentu saja mengikuti pasaran yang
berlaku. Oleh sebab itu, faktor ketepatan waktu dan lamanya proses pengangkatan
ayam dari kandang sangat penting diperhatikan. Pemasaran yang terlambat, walau
hanya satu-dua hari, akan memperbesar biaya produksi terutama untuk pakan.
Sedang proses pengangkutan ayam dari kandang yang berlarut-larut akan
menimbulkan stres pada ayam sehingga akhirnya akan meningkatkan angka kematian,
yang tentu saja menjadi beban peternak. (Boni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar